Langsung ke konten utama

JALANKU MASIH PANJANG

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.. kali ini saya akan menulis kembali, setelah sekian lama tidak pernah menulis di blog ini ya.

Beberapa minggu ini, saya merasa bahwa Allah benar-benar membolak balikan hatiku. Ya. Benar-benar dahsyat Allah guncangkan perasaan-perasaanku saat ini. Awalnya, Allah meninggikan harapanku pada seorang manusia yang awalnya juga membuat diriku yakin bahwa ia adalah orang yang "mungkin" Allah pilihkan untukku. Time flies so fast, aku berusaha mengabaikan perasaan ini, karena aku tahu, belum saatnya Allah menunjukkan ketetapannya padaku.

Aku selalu bersyukur pada kehidupanku yang hina ini, seringkali waktuku yang tidak ku manfaatkan sebaik mungkin, tetap di balas Allah dengan segala keistimewaannya. Seperti keistimewaanNya dalam membuat skenario ini. Aku masih di jaga Allah untuk berada dilingkar orang-orang yang baik, bisa saling mengingatkan dalam hal kebaikan. Masih nisa berkumpul di forum majelis, masih bisa memperbaiki diri seperti yang Allah mau agar jadi istimewa. Namun bagiku, sejauh ini, aku belum pantas dan tak pernah pantas untuk dikatakan istimewa. Se istimewa cintaNya pada umatNya.

Aku bersyukur untuk yang kesekian kalinya pada Allah, benar, sebab Allah membolak balikan hatiku perlahan tanpa menyakitiku. Ya meski agak sakit sih. Perlahan, Allah tunjukkan kuasanya pada ku, apa yang aku rasakan ternyata tidak benar, seseorang yang menurutku trlah ditetapkan untuk ku, bukanlah yang aku butuhkan saat ini. Meskipun aku merasa tidak lebih baik darinya, yaaa mungkin dia lebih istimewa di hadapan Allah, dan aku belum bisa menjadi seperti itu. Namun kembali aku bersyukur bahwa betapa sayangnya Allah padaku, secepat ini ia buktikan bahwa harapan pada seorang manusia itu begitu sia-sia, aku percaya sekali akan janji Allah. Aku sangat percaya akan ketetapannya, aku sangat percaya bahwa Allah sangat menyayangi hambanya. Dan aku akan berusaha menjadi hambaNya yang istimewa, agar Allah memberikan nikmat yang istimewa pula padaku, seistimewa Doa ibu yang melambung di setiap malam untukku.

Kini aku tak mau balik arah, menatap yang silam. Karena aku punya mimpi, punya jalan yang masih panjang ku telusuri. Dan aku sedang mempersiapkannya seperti Allah mempersiapkan nya untukku. Karena aku tidak tahu apa yang akan terjadi di hari kemudian. Sehingga untuk apa berlarut-larut dalam hal sia-sia, sementara, dihadapanmu tinggal kau ikhtiarkan saja dengan menyebut nama Allah yang selalu mengasihimu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Let You Know Me

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.. Perkenalkan nama ku Dyah Hapsari. panggil saja Dyah, meskipun teman-temanku memanggilku Deye. Kelahiran'99 dan Lahir di Palembang, Sumatera Selatan. Namun, kedua orang-tuaku asli Jawa. Ayahku kelahiran Lampung namun kedua orangtuanya asli Jogja dan kembali dibesarkan di Jogja, sedangkan Ibuku asli Blora, Jawa tengah dan merantau ke Palembang. Aku merupakan anak Pertama dari 2 bersaudara, ya, adikku juga perempuan. Bertempat tinggal di Palembang, sejak lahir hingga SMP. Dan 3 tahun SMA di Kayuagung, hingga sekarang seringnya tinggal di Kayuagung bersama keluarga karena ayah dan ibu yang dinas di sana. Sejak 2017, Aku melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi negeri di Purwokerto, Jawa Tengah.  Selamat datang di blog pribadi ini, dulu suka sekali memang dengan namanya menulis, makin kesini, kok makin jarang ya haha, faktor Ex nya banyak sekali memang. Banyak orang bilang bahwa, banyak membaca bisa meningkatkan kemamp...

Inginku

Inginku selesaikan cerita bahagia Berada di sekumpulan pejuang tatkala aku tiada menegerti arti perjuangan Mengawali diri tiada tahu Menjadi sosok pendamping yang selalu mengajarkan arti dari waktu Melewati hari dengan penuh cita cita berseri Tercermin dari kegigihanku kala itu Merindukan sesosokmu yang empatik Serta diri yang dipenuhi pancaran religius Kala itu hanya buku yang selalu menjadi saksi perbincangan kita yang slalu hangat dipandang Hingga tak sadarkan aku siapa bagi mereka Hingga kita.. mungkin membuat suatu kesalahan besar Sampai lupa akan pencipta yang selalu melirik Untunglah saat itu diri yang cepat sadar hingga sekarang tiada arti mengejar asa Kubendung rasa iba ini dipenghujung Biarkan arus mengarungi kuatnya bendungan tak terkira ini Kusudahi cerita bahagia ini Meski berujung pahit, tak berbekas, sampai akhirnya dengan mudah melupakan.